“Bila niat dan cara kita benar, pasti Alloh memberi ketenangan tak akan risau dengan sikap orang-orang yang meremehkan atau mencela”

“Kepahitan adalah pembersih dosa-dosa, seperti seperti seorang ibu yang melihat anakya sudah mandi tapi masih kotor , maka dibantu dimandikan agar bersih”

“Siapapun yang yakin Alloh Maha Mendengar dijamin akan sangat menjaga lisannya, tapi yang kurang yakin akan seenaknya bicara”

“Hidup dipenuhi rasa syukur dalah hidup penuh kebahagian, kitaa menderita bukan karena kurang karunia,  tapi kita luring rasa syukur atas karunia”

“Semakin berharap diberi sesuatu dari mahluk, akan semakin galau, tegang dan banyak terluka hati"

                       

Kamis, 22 November 2012

Hamzah bin Abdul-Muththalib ( حمزه بن عبدالمطلب ) Sang Singa Alloh dan Sayidus Syuhada

Hamzah bin Abdul-Muththalib adalah paman dan saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW. Ia memiliki julukan "Singa Allah" karena kepahlawanannya saat membela Islam. Ia merupakan anak dari Abdul-Muththalib dan Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. 

Hamzah Bin Abdul Mutholib adalah seorang yang mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat dia termasuk tokoh Quraish yang di segani. Nama sebenarnya Hamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, seorang paman Nabi dan saudara sepersusuannya. Dia memeluk Islam pada tahun kedua kenabian, Ia Ikut Hijrah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan ikut dalam perang Badar, dan meninggal pada saat perang Uhud, Rasulullah menjulukinya dengan “Asadullah” (Singa Allah) dan menamainya sebagai “Sayidus Syuhada”.
Sejak memeluk islam, Hamzah telah berniat untuk membaktikan segala keperwiraan, keperkasaan, dan juga jiwa raganya untuk kepentingan da'wah islam
Abdurahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang disamping Rasulullah dengan memegang 2 bilah pedang. Diriwayatkan dari Jabir bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wassalam melihat Hamzah terbunuh, maka beliau menagis. Ia wafat pada tahun 3 H

Selasa, 13 November 2012

Terima Kasih Ibu


Seorang anak bertanya kepada ibunya :
“Ibu, ibu temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang agar tidak menggigit anaknya. Apakah ibu juga akam melakukan hal yg sama ?”

Si ibu tertawa : “Tidak. Tetapi ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam agar tidak sempat menggigit siapapun”

“Oh iya. Kubaca tentang seorang ibu yang rela tidak makan agar anak-ananya bisa maka
n kenyang. Akankah ibu lakukan hal yg sama ?”, si anak kembali bertanya.

Dengan tegas ibunya menjawab “ibu akan kerja keras agar kita semua bisa makan kenyang & kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibu menahan lapar”.
Si anak tersenyum…:

“Aku bisa selalu bersandar padamu ibu”.

Sambil si Ibu berkata : “Tidak Nak !. Tetapi Ibu akan mengajarmu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri agar tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat nanti ibu harus pergi meninggalkanmu”

MORAL :
“Seorang ibu yang bijak bukan hanya menjadikan dirinya tempat bersandar tetapi juga bisa membuat sandaran tersebut tidak lagi diperlukan”.



Jumat, 26 Oktober 2012

Apa yang Menyebabkan Kamu Menangis?

-->
 Suatu kali, seorang tabi’in, Muhammad bin Munkadir menunaikan shalat malam, tiba-tiba ia menangis dan isakan tangisnya semakin tak mampu ditahannya. Sehingga keluarganya terkejut dan bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan kamu menangis? Muhammad bin Munkadir tak mampu menjawab, dan masih dalam keadaan menangis.

Akhirnya mereka berinisiatif meminta tolong kepada Abu Hazim yang dikenal sebagai seorang ulama yang juga teman Muhammad bin Munkadir untuk menasehatinya. Tak lama kemudian, Abu Hazim datang sementara Muhammad bin Munkadir masih menangis. Abu Hazim berkata, “Wahai saudaraku, apa yang menyebabkan anda menangis? Anda telah membuat khawatir keluarga anda. Apakah karena suatu penyakit? Atau apa yang sebenarnya menimpa anda?” Dia menjawab, “Sungguh bacaanku sampai pada suatu ayat dalam kitab Allah -azza wa jalla- lalu saya menangis”. Abu Hazim bertanya, “Ayat yang manakah itu?”, Dia menjawab, “Firman Allah yang artinya, 

“Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”.(QS:AZ-ZUMAR:47)

Mendengar ayat tersebut dibacakan, Abu Hazim turut menangis bersamanya, bahkan keduanya makin larut dalam tangisan. Sehingga ada anggota keluarga berkata kepada Abu Hazim, “Kami mengundang anda supaya menghilangkan kesedihannya namun ternyata anda membuatnya semakin larut dalam kesedihan”.

Begitulah keadaan ulama sejati, ilmu dan amalnya menambah rasa takut kepada Allah.

Ya Alloh..Peliharalah hati kami dari kesesatan dan penyimpangan sesudah jelas bagi kami hal itu..

Selasa, 23 Oktober 2012

Engkau Telah Mempesonaku

-->
Al-Hasan berkata, “Adalah seorang perempuan lacur, tak seorang pun bisa menggagahinya kecuali dengan uang seratus dinar. Suatu ketika, seorang remaja ahli ibadah melihatnya. Ia pun terpesona. Maka, pergilah ia bekerja untuk mengumpulkan uang seratus dinar. Setelah itu, ia mendatanginya seraya berkata, "Engkau telah memesonaku". Aku pun bekerja supaya mengumpulkan uang seratus dinar.’ Perempuan itu berkata, ‘Masuklah!’ Pemuda itu masuk, sedangkan perempuan lacur itu duduk di atas ranjang emasnya. Ia berkata lembut, ‘Kemarilah..’
Ketika pemuda itu sudah begitu dekat dengan si perempuan, ia teringat akan posisinya di hadapan Allah. Seketika tubuhnya gemetar ketakutan. Seketika ia berkata, ‘Biarkan aku keluar, kuberi engkau seratus dinar.’ Perempuan itu berkata, ‘Ada apa denganmu?? Bukankah engkau yang bilang terpesona saat melihatku, kemudian engkau pergi bekerja supaya bisa mengumpulkan uang seratus dinar? Tetapi, setelah segala sesuatunya memungkinkan, mengapa engkau bertindak seperti ini?’ Pemuda itu menjawab, ‘Aku takut kepada Allah dan posisiku di hadapan-Nya. Aku benci diriku sendiri, dan engkau adalah orang yang paling kubenci.’
Perempuan itu berkata, jika engkau jujur, kuharap tidak ada orang lain yang menjadi suamiku selainmu.’ Pemuda itu meronta, ‘Biarkan aku keluar!’ Perempuan itu berusaha menahan, ‘Tidak, kecuali jika engkau bersedia memperistri aku.’ Pemuda itu berkata, ‘Tidak, sampai aku keluar.’ Perempuan itu bertanya,jika aku mendatangimu, apakah engkau bersedia menikah denganku?’ Pemuda itu menjawab, ‘Bisa jadi.’
Selanjutnya, pemuda itu menutup wajah dengan pakaiannya, lalu pulang ke daerahnya. Sementara itu, perempuan itu juga pergi meninggalkan dunianya dengan penuh penyesalan, sampai akhirnya ia tiba di daerah pemuda itu. la cari nama dan rumahnya, sampai kemudian ditemukan. Ada yang berkata pada pemuda itu, ‘Ada seorang ratu datang padamu.’ Melihat perempuan itu datang, pemuda itu jatuh pingsan, kemudian meregang nyawa.
Perempuan itu berkata, ‘Dia telah meninggalkanku. Apakah ia masih mempunyai kerabat?’ Orang-orang pada menjawab, ‘Dia punya saudara miskin.’ Perempuan itu berkata, ‘Aku akan menikah dengannya sebagai wujud kecintaanku pada saudaranya.’ Ia pun menikah dengan saudara pemuda itu.” [Kitab at-Tawwabin hal.957]
Sumber: Buku “Kisah Orang-Orang Shaleh Dalam Mendidik Anak”, Pustaka al Kautsar.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Orang Tua yang Durhaka


Sahabatku tercinta, apakah kalian mengetahui ternyata ada lho orang tua yang durhaka kepad anaknya, simaklah kisah ini.

Seorang bapak marah-marah pada anaknya yang nakal, lalu anak itu mengadu pada Umar alKhottob,

"Hai tuan, apakah seseorang anak punya hak pada orangtuanya?

"Ya anak punya hak pada orangtuanya",

"Apa hak anak itu tuan?",

"Memberi nama anak dengan nama yang baik, mengajarnya Alqur'an & mencari ibu yang sholehah",

"Tuan, ayahku memberi namaku Ja'lan (kuda liar), tidak mengajari Alqur'an & ibuku musyrik",
Umar berkata pada bapaknya,

Sebelum anakmu durhaka, kamu lebih dulu durhaka padanya".

"Semoga Allah dampingkan kita dengan pasangan sholeh atau sholehah, Allah swt  hiasi keluarga kita dengan nama-nama baik & akhlak yang mulia & Allah jadikan keluarga dan keturunan kita penuh rahmat Allah karena mencintai Alqur'an & Sunnah Nabi Muhammad...aamiin".


Dicopas via: http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham

SMS FREE

Pages

Powered By Blogger