Sahabatku tercinta, apakah kalian mengetahui ternyata ada lho orang tua yang durhaka kepad anaknya, simaklah kisah ini.

Seorang bapak marah-marah pada anaknya yang nakal, lalu anak itu mengadu pada Umar alKhottob,

"Hai tuan, apakah seseorang anak punya hak pada orangtuanya?

"Ya anak punya hak pada orangtuanya",

"Apa hak anak itu tuan?",

"Memberi nama anak dengan nama yang baik, mengajarnya Alqur'an & mencari ibu yang sholehah",

"Tuan, ayahku memberi namaku Ja'lan (kuda liar), tidak mengajari Alqur'an & ibuku musyrik",
Umar berkata pada bapaknya,

Sebelum anakmu durhaka, kamu lebih dulu durhaka padanya".

"Semoga Allah dampingkan kita dengan pasangan sholeh atau sholehah, Allah swt  hiasi keluarga kita dengan nama-nama baik & akhlak yang mulia & Allah jadikan keluarga dan keturunan kita penuh rahmat Allah karena mencintai Alqur'an & Sunnah Nabi Muhammad...aamiin".


Dicopas via: http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham

Senin, 15 Oktober 2012

Setengah Dosa yang Diampuni

-->

Ini kisah sahabat Nabi Muhammad s.a.w. bernama Abdullah Ummi Maktum yang buta.

Ketika sahabatnya yang biasa menuntun meninggal, sehingga tidak ada lagi yang menuntun beliau ke mesjid, beliau bertanya pada Nabi. “Wahai Rosul Allah aku tidak ada lagi orang yang membantu menuntunku ke mesjid. Apakah aku mendapat keringanan untuk sholat sendiri di rumah, tidak ke mesjid ?”

Nabi kemudian bertanya: “Apakah sahabatku mendengar seruan adzan ?”. “Ya” jawab sahabat Nabi. “Kalau begitu anda harus tetap ke mesjid, sholat bersama kami” jawab Nabi.

Pada suatu pagi buta sahabat yang buta itu ketika akan ke mesjid terantuk batu dan terjatuh. Kepalanya membentur batu tajam, sehingga keluarlah darah dari kepalanya. Setelah dibersihkan dari darah, dilanjutkan perjalanannya ke mesjid dan sholat bersama Nabi.
Ketika selesai sholat, Nabi bertanya pada sahabatnya, mengapa kepalanya berdarah. Sahabat yang buta ini menceritakan secara rinci tragedi yang menimpanya. “Separuh dosamu telah diampuni Allah” demikian kata Nabi s.a.w. Ternyata ucapan Nabi yang mulia terdengar oleh
syetan.

Dipagi buta berikutnya, syetan menjelma menjadi manusia dan menuntun Abdullah Ummi Maktum ke mesjid. Sahabat Nabi bertanya dalam hati, siapakah orang ini demikian maunya menuntun beta yang buta ini. “Saya tidak kenal anda. Siapakah gerangan anda mau menuntun saya ke mesjid ?” 

Demikian lontaran pertanyaan kepada orang yang tidak dikenalnya itu. “Ah anda tak perlu tahu” kata si penuntun. “Kalau begitu saya tidak mau dituntun oleh manusia yang tidak saya kenal”. “Jangan begitu, saya kan orang baik” jawab si penuntun pula. “Tidak” jawab yang dituntun geram. “Lepaskan aku. Aku tidak mau kau tuntun”. “kalau begitu, aku kini mau berterus terang. Akulah syetan si penggoda manusia. Yang menyesatkan manusia sampai hari kiamat” jawab syetan.

Rasanya kok janggal yah. Syetan yang berusaha menjerumuskan manusia masuk ke neraka dengan cara manusia tidak mau menyembah Allah Pencipta, malah berusaha agar manusia membangkang tidak menyembah Allah, ini malah menuntun Abdullah sahabat Nabi untuk sholat ke mesjid.

Inilah rahasianya. Ternyata dia mau menuntun Abdullah Ummi Maktum ke mesjid bukan suatu kebaikan, karena syetan berusaha untuk menjaga agar jangan sampai sahabat yang buta itu tidak lagi terantuk dan jatuh berdarah-darah kepalanya untuk yang kedua kalinya, yang akan menjadikan separuh dosanya lagi terampuni. Jadi habislah dosanya. Bagi syetan
menuntun ke mesjid orang untuk sholat bukan pekerjaan mulia.

Inilah kisah liciknya dan tipisnya tipuan syetan untuk menjerumuskan manusia. Jadi syetan yang dianggap musuh, harus selalu dianggap musuh seperti yang dilakukan oleh Abdullah Ummi Maktum. Semoga kita selalu terjaga dari godaan syetan. Aamiin.

SMS FREE

Pages

Powered By Blogger