Sahabatku tercinta,
apakah kalian mengetahui ternyata ada lho orang tua yang durhaka kepad anaknya,
simaklah kisah ini.
Seorang
bapak marah-marah pada anaknya yang nakal, lalu anak itu mengadu pada Umar
alKhottob,
"Hai
tuan, apakah seseorang anak punya hak pada orangtuanya?
"Ya
anak punya hak pada orangtuanya",
"Apa
hak anak itu tuan?",
"Memberi
nama anak dengan nama yang baik, mengajarnya Alqur'an & mencari ibu yang
sholehah",
"Tuan,
ayahku memberi namaku Ja'lan (kuda liar), tidak mengajari Alqur'an & ibuku
musyrik",
Umar
berkata pada bapaknya,
Sebelum
anakmu durhaka, kamu lebih dulu durhaka padanya".
"Semoga
Allah dampingkan kita dengan pasangan sholeh atau sholehah, Allah swt hiasi keluarga kita dengan nama-nama baik
& akhlak yang mulia & Allah jadikan keluarga dan keturunan kita penuh
rahmat Allah karena mencintai Alqur'an & Sunnah Nabi
Muhammad...aamiin".
Ini
kisah sahabat Nabi Muhammad s.a.w. bernama Abdullah Ummi Maktum yang buta.
Ketika
sahabatnya yang biasa menuntun meninggal, sehingga tidak ada lagi yang menuntun beliau
ke mesjid, beliau bertanya pada Nabi. “Wahai Rosul Allah aku tidak ada lagi
orang yang
membantu menuntunku ke mesjid. Apakah aku mendapat keringanan untuk sholat sendiri
di rumah, tidak ke mesjid ?”
Nabi
kemudian bertanya: “Apakah sahabatku mendengar seruan adzan ?”. “Ya” jawab sahabat
Nabi. “Kalau begitu anda harus tetap ke mesjid, sholat bersama kami” jawab
Nabi.
Pada
suatu pagi buta sahabat yang buta itu ketika akan ke mesjid terantuk batu dan
terjatuh. Kepalanya
membentur batu tajam, sehingga keluarlah darah dari kepalanya. Setelah dibersihkan
dari darah, dilanjutkan perjalanannya ke mesjid dan sholat bersama Nabi.
Ketika
selesai sholat, Nabi bertanya pada sahabatnya, mengapa kepalanya berdarah.
Sahabat yang
buta ini menceritakan secara rinci tragedi yang menimpanya. “Separuh dosamu
telah diampuni
Allah” demikian kata Nabi s.a.w. Ternyata ucapan Nabi yang mulia terdengar oleh
syetan.
Dipagi
buta berikutnya, syetan menjelma menjadi manusia dan menuntun Abdullah Ummi Maktum
ke mesjid. Sahabat Nabi bertanya dalam hati, siapakah orang ini demikian maunya menuntun
beta yang buta ini. “Saya
tidak kenal anda. Siapakah gerangan anda mau menuntun saya ke mesjid ?”
Demikian lontaran
pertanyaan kepada orang yang tidak dikenalnya itu. “Ah anda tak perlu tahu”
kata si penuntun.
“Kalau begitu saya tidak mau dituntun oleh manusia yang tidak saya kenal”. “Jangan
begitu, saya kan orang baik” jawab si penuntun pula. “Tidak” jawab yang
dituntun geram.
“Lepaskan aku. Aku tidak mau kau tuntun”. “kalau begitu, aku kini mau berterus terang.
Akulah syetan si penggoda manusia. Yang menyesatkan manusia sampai hari kiamat” jawab
syetan.
Rasanya
kok janggal yah. Syetan yang berusaha menjerumuskan manusia masuk ke neraka dengan
cara manusia tidak mau menyembah Allah Pencipta, malah berusaha agar manusia membangkang
tidak menyembah Allah, ini malah menuntun Abdullah sahabat Nabi untuk sholat
ke mesjid.
Inilah
rahasianya. Ternyata dia mau menuntun Abdullah Ummi Maktum ke mesjid bukan suatu
kebaikan, karena syetan berusaha untuk menjaga agar jangan sampai sahabat yang
buta itu
tidak lagi terantuk dan jatuh berdarah-darah kepalanya untuk yang kedua
kalinya, yang akan
menjadikan separuh dosanya lagi terampuni. Jadi habislah dosanya. Bagi syetan
menuntun
ke mesjid orang untuk sholat bukan pekerjaan mulia.
Inilah
kisah liciknya dan tipisnya tipuan syetan untuk menjerumuskan manusia. Jadi
syetan yang
dianggap musuh, harus selalu dianggap musuh seperti yang dilakukan oleh
Abdullah Ummi
Maktum. Semoga kita selalu terjaga dari godaan syetan. Aamiin.