حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلْ الْجَنَّةَ
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw Beliau bersabda: Dia
celaka! Dia celaka! Dia celaka! lalu beliau ditanya: Siapakah yang celaka, ya
Rasulullah?, Nabi saw menjawab : "Barang Siapa yang mendapati kedua orang
tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak
berusaha masuk surga". (HR. Muslim : 4627)
Oleh: Ust. Teguh Hartadi
...
"WAWASSHOINA al-INSAANA BIWAALIDAIHI IHSAANAA" ( dan kami telah mewasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya), ayat yang memuat pesan berbuat baik baik kepada kedua orangtua diulang hingga melebihi tiga kali, hal ini menandakan pentingnya perbuatan tersebut dilakukan oleh setiap anak.
Kebaikan kedua orangtua tidak akan pernah mampu terbalaskan oleh anak, betapapun kebaikan yang dilakukan oleh anak terhadap orangtuanya, alasan sederhananya adalah setiap kebaikan yang diberikan orangtua kepada anaknya hampir bisa dipastikan mempunyai 'nilai' keikhlasan dan tidak memiliki batas, tetapi kebaikan dan kebaktian yang dilakukan oleh anak 'rentan'sekali beriring keluh kesah dan sangat berbatas.
Mari kita sedikit saja mencoba mengingat kebaikan dari seorang ayah, mereka mencari nafkah tak pernah mengenal lelah, siang dan malam bahkan dilaluinya dengan keikhlasan demi 'mengais' rizqi yang halal, tak jarang mereka menahan 'perih' dilambung menahan lapar mereka dan menahan keinginan karena alasan untuk memberikan makan buat anak-anaknya, tetesan keringat dan airmata mungkin sudah tak berbilang mereka persembahkan buat membiayai semua kebutuhan anaknya, mereka tak mengharapkan balasan, mereka sepenuh hati melakukan.
...
"WAWASSHOINA al-INSAANA BIWAALIDAIHI IHSAANAA" ( dan kami telah mewasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya), ayat yang memuat pesan berbuat baik baik kepada kedua orangtua diulang hingga melebihi tiga kali, hal ini menandakan pentingnya perbuatan tersebut dilakukan oleh setiap anak.
Kebaikan kedua orangtua tidak akan pernah mampu terbalaskan oleh anak, betapapun kebaikan yang dilakukan oleh anak terhadap orangtuanya, alasan sederhananya adalah setiap kebaikan yang diberikan orangtua kepada anaknya hampir bisa dipastikan mempunyai 'nilai' keikhlasan dan tidak memiliki batas, tetapi kebaikan dan kebaktian yang dilakukan oleh anak 'rentan'sekali beriring keluh kesah dan sangat berbatas.
Mari kita sedikit saja mencoba mengingat kebaikan dari seorang ayah, mereka mencari nafkah tak pernah mengenal lelah, siang dan malam bahkan dilaluinya dengan keikhlasan demi 'mengais' rizqi yang halal, tak jarang mereka menahan 'perih' dilambung menahan lapar mereka dan menahan keinginan karena alasan untuk memberikan makan buat anak-anaknya, tetesan keringat dan airmata mungkin sudah tak berbilang mereka persembahkan buat membiayai semua kebutuhan anaknya, mereka tak mengharapkan balasan, mereka sepenuh hati melakukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar